June 7, 2023

Felix Mendelssohn adalah seorang komponis, pianis, konduktor, dan guru musik Jerman yang terkenal sebagai salah satu tokoh penting dalam periode Romantik awal. Ia menggabungkan gaya klasik dengan unsur-unsur romantis dalam karya-karyanya yang meliputi simfoni, konser, musik kamar, piano, oratorio, dan koral. Karya-karyanya yang terkenal antara lain adalah Overture A Midsummer Night’s Dream (yang mencakup “Wedding March”), Simfoni Italia, Simfoni Skotlandia, Konser Biola E minor, oratorio St. Paul, oratorio Elijah, dan lagu-lagu tanpa kata (Songs Without Words). Ia juga dikenal sebagai orang yang menghidupkan kembali minat terhadap musik Johann Sebastian Bach dengan menampilkan kembali St Matthew Passion pada tahun 1829.

Keluarga dan Masa Muda

Mendelssohn lahir pada tanggal 3 Februari 1809 di Hamburg, Jerman. Ayahnya, Abraham Mendelssohn, adalah seorang bankir yang merupakan putra dari filsuf Yahudi terkenal Moses Mendelssohn. Ibunya, Lea Salomon Mendelssohn, adalah seorang wanita berpendidikan yang merupakan cucu dari seorang pedagang permata. Mendelssohn memiliki seorang kakak laki-laki, Fanny Mendelssohn, yang juga berbakat dalam musik dan menjadi komponis dan pianis; dan dua adik laki-laki, Rebecka dan Paul.

Mendelssohn menunjukkan bakat musiknya sejak kecil. Ia belajar piano dari ibunya dan kakaknya Fanny. Ia juga belajar menyanyi di paduan suara gereja lokal dan bermain biola dan organ. Pada tahun 1816, ia dibaptis sebagai seorang Kristen Protestan bersama dengan saudara-saudaranya. Pada saat itu juga keluarganya menambahkan nama Bartholdy ke nama belakang mereka untuk menunjukkan jati diri mereka sebagai orang Kristen.

Pada tahun 1811, keluarga Mendelssohn pindah ke Berlin karena situasi politik yang tidak stabil di Hamburg akibat pendudukan Prancis. Di Berlin, Mendelssohn belajar musik dengan Carl Friedrich Zelter, seorang komponis dan konduktor yang mengajari Mendelssohn tentang komposisi dan teori musik. Zelter juga memperkenalkan Mendelssohn kepada Goethe, penyair dan sastrawan Jerman yang terkenal. Goethe sangat terkesan dengan kemampuan Mendelssohn dan memberinya pujian.

Kehidupan dan Karier di Berlin

Mendelssohn mulai menciptakan karya-karya musiknya pada usia dini. Pada usia 12 tahun, ia sudah menciptakan beberapa sonata piano, kuartet gesek, simfoni untuk orkestra kecil, dan opera komik. Pada usia 16 tahun, ia menciptakan salah satu karya terbaiknya yaitu Overture A Midsummer Night’s Dream (1826), yang terinspirasi oleh drama Shakespeare dengan judul yang sama.

Mendelssohn tidak hanya berbakat dalam musik tetapi juga dalam bidang lain seperti sastra, filsafat, seni rupa, dan bahasa asing. Ia bisa berbicara dalam bahasa Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Latin, Yunani Kuno, dan Ibrani. Ia juga gemar membaca karya-karya klasik dan modern serta menggambar dan melukis pemandangan alam.

Mendelssohn memiliki banyak teman dan kenalan di kalangan seniman dan intelektual di Berlin. Ia sering mengadakan pertemuan musik di rumahnya bersama dengan saudara-saud

saudara-saudaranya dan teman-temannya. Ia juga sering mengunjungi kota-kota lain di Jerman dan Eropa untuk belajar dan menampilkan karya-karyanya. Ia bertemu dengan banyak komponis dan musisi terkenal seperti Weber, Hummel, Chopin, Liszt, Schumann, dan Berlioz.

Karya-Karya Besar

Mendelssohn menciptakan lebih dari 400 karya musik dalam hidupnya. Karyanya mencerminkan gaya klasik yang harmonis dan elegan serta gaya romantis yang ekspresif dan liris. Ia menguasai berbagai genre musik, seperti simfoni, konser, musik kamar, piano, oratorio, dan koral. Beberapa karya-karyanya yang terkenal antara lain adalah:

  • Simfoni No. 3 dalam A minor (Simfoni Skotlandia), yang terinspirasi oleh perjalanan Mendelssohn ke Skotlandia pada tahun 1829.
  • Simfoni No. 4 dalam A mayor (Simfoni Italia), yang terinspirasi oleh perjalanan Mendelssohn ke Italia pada tahun 1830.
  • Konser Biola dalam E minor, yang merupakan salah satu konser biola paling populer dan sulit dalam repertoar musik klasik.
  • Oratorio St. Paul, yang menceritakan kisah hidup rasul Paulus dari penganiayaan orang Kristen hingga penyebaran Injil.
  • Oratorio Elijah, yang menceritakan kisah nabi Elia dari Perjanjian Lama.
  • Lagu-lagu tanpa kata (Songs Without Words), yang merupakan kumpulan delapan buku yang masing-masing berisi enam lagu piano solo yang mengekspresikan suasana hati dan perasaan tanpa kata-kata.
  • Overture The Hebrides (Fingal’s Cave), yang terinspirasi oleh pemandangan gua di pulau Hebrides di Skotlandia.
  • Kuartet Gesek No. 6 dalam F minor, yang merupakan kuartet gesek terakhirnya yang mencerminkan kesedihan atas kematian kakaknya Fanny.

Kematian dan Warisan

Mendelssohn meninggal pada tanggal 4 November 1847 di Leipzig, Jerman karena stroke. Ia dimakamkan di pemakaman Dreifaltigkeitskirche di Berlin. Pemakamannya dihadiri oleh ribuan orang yang menghormati jasanya dalam dunia musik.

Mendelssohn adalah salah satu komponis yang paling berpengaruh dalam sejarah musik. Ia mengembangkan genre oratorio dan konser dengan cara yang baru dan orisinal. Ia juga memberikan kontribusi besar bagi perkembangan musik kamar, piano, dan simfoni. Ia menjadi inspirasi bagi banyak komponis generasi berikutnya, seperti Brahms, Dvořák, Grieg, Elgar, dan banyak lagi. Karyanya tetap populer dan dimainkan hingga sekarang. Ia juga dihormati sebagai simbol keindahan dan kecerdasan musik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *